SEMUA TENTANG BK


BAB I
PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling pada dasarnya adalah merupakan suatu pembahasan yang lebih difokuskan pada permasalahan manusia sebagai upaya bantuan untuk mewujudkan kemampuan perkembangan secara optimal baik secara kelompok maupun individual, sesuai dengan hakekat kemanusiaanya dengan berbagai potensi, kelebihan dan kekurangan, kelemahan, serta permasalahanya.

Sekalipun pada pembahasan makalah kami nanti hanya dibatasi pada bimbingan dann konseling yang ada dalam sekolah, tetapi tidaklah berarti bahwa segi-segi yang lainya akan dikesampingkan sama sekali. Dengan demikian bimbingan dan konseling dalam lapangan pekerjaan, dalam lapangan kepribadian ataupun dalam lapangan sosial akan terkait pula dalam persekolahan. Kenyataan membuktikan bahwa para guru ataupun para pembimbing dan konselor mengahadapi menghadapi masalah- masalah disekolah antara lain :
Guru atau pembimbing menghadapi anak-anak yang mengalami kesulitan atau menghadapi persoalan- persoalan yang berhubungan dengan pelajaran. Anak mengalami prestasi belajar yang kurang memuaskan. Dalam persoalan ini guru atau pembimbing akan menghadapi persoalan- persoalan yang berhubungan dengan pengajaran. Hal yang semacam ini titik berat menyangkut masalah bimbingan belajar atau bimbingan yang menyangkut pendidikan. Disamping persoalan- persoalan seperti tersebut diatas guru ataupun pembimbing sering pula menghadapi kesulitan anak-anak yang akan melanjutkan pelajaranya. Anak kurang mampu mencari jurusan-jurusan yang tepat yang sesuai dengan kemampuanya. Menghadapi hal yang demikian adalah kewajiban dari pembimbing dan konselor untuk mencarikan jurusan yang setepat-tapatnya bagi anak yang bersangkutan.
Guru ataupun pembimbing sering menghadapi anak-anak yang mempunyai kesulitan dalam lapangan “social adjusmentnya”, misalnya kesulitan dalam mengadakan pergaulan atau kontak dengan temannya, anak terisolir, canggung dalam pergaulan dan sebagainya. Hal yang semacam ini sedikit banyak menyangkut tentang ” social guidance”.
Dari contoh diatas, memberikan gambaran kepada kita sekalipun bimbingan dan konseling yang dibahas ini hanya terbatas pada sekolah, ini tidak berarti bahwa hanya terbatas rapat pada binbingan dan konseling yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran (educational guidance), tetapi bidang yang lainpun kadang-kadang juga akan dijumpai dalam bidang persekolahan. Hanya titik berat terletak pada bimbingan dan konseling pada pendidikan dan pengajaran.
Namun, yang perlu menjadi perhatian khusus bagi para pembingbing dan konselor adalah bahwa semakin meningkat umur peserta didik maka persoalan yang mereka hadapi akan semakin luas dan cakrawalanya pula. Lebih-lebih dalam masyarakat yang modern, yang selalu dalam keadaan berubah-ubah secara cepat, keadaan ini akan membawa kesulitan-kesulitan bagi individu.
Dari sedikit uraian diatas, maka kami akan memberikan rumusan masalah sebagai berikut ;
Apa pengertian Bimbingan ?
Apa pengertian dari konseling ?
Apa hubunganya antara bimbinmgan dan konseling ?
Apa tujuan dari bimbingan dan konseling ?
Prinsip-prinsip apa saja yang harus ada dalam bimbingan dan konseling ? dan
Seberapa pentingkah bimbingan dan konseling
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Bimbingan
Istilah bimbingan adalah arti dari “guidance”, kata guidance itu sendiri selain diartikan : pimpinan, arahan, petunjuk, kata Guidance berasal dari kata (to) guide, menuntun, mempedomani, menjadi petunjuk jalan, mengemudikan. Adapun pembahasan dalam makalah kami guidance dipergunakan untuk pengertian bimbingan atau bantuan.
Adapun pengertian bimbingan yang lebih formulatif adalah bantuan yang diberikan kepada individu (dalam hal ini peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengambangkan diri, mamahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik. Untuk lebih memperoleh pengertian yang lebih jelas, dibawah ini akan dikutip beberapa definisi :
1. Menurut Crow dan Crow, Guidance dapat diartika dengan “ bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki pribadi yang baik dan pendidikan yang memadai, kepada seorang individu dari setiap usia untuk menolongnya mengemudikan kegiatan-kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan arah hidupnya sendiri, membuat pilihanya sendiri dan memikul bebanya sendiri”.
2. Menurut stopps, bimbingan ialah “suatu proses yang terus menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat”.
3. Menurut jear Book of education, 1995. bimbingan adalah “ suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuanya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan social”.
4. Arthur J.Jones memberikan pengertian guidance sebagai berikut : Guidance is the assistance given to individual in making intelligent choices and adjustment in their lives. The ability is not innate it must be developed. The fundamental purpose of develop in each individual up to the liumit of this capacity, the ability to solve his own problems and to make his own adjustment”.
5. Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam kehidupanya, agar supaya individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Atau dengan kata lain : “ bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang dalam usaha memecahkan kesukaran-kesukaran yang dialaminya.”.
Bimbingan tersebut hendaknya merupakan bantuan yang dapat menyadarkan orang itu akan pribadinya sendiri (bakatnya, minatnya, kecakapanya, kemapuanya dan sebagainya) sehingga dengan demikian ia sanggup memecahkan sendiri kesukaran-kesukaran yang dihadapinya. Jadi bimbingan itu bukanlah pemberian arah/ tujuan yang telah ditentukan oleh pembimbing, bukan suatu paksaan bagi seseorang. Dalam rangka bimbingan ini hendaknya individu yang dibimbing diberi kebebasan untuk memilih, peserta didik sendirilah yang harus menetapkan dan menentukan sikapnya. Sehingga ia dapat mencapai pemahaman dan pengrahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Dari beberapa pengertian diatas, dapatlah ditarik beberapa pengertian bimbingan, yaitu :
Bahwa bimbingan merupakan suatu proses yang terus menerus (continous Proses).
Bimbingan merupakan suatu proses membantu individu
Bantuan yang diberikan ialah bantuan psikologis agar individu dapat mengembangkan dirinya secara maksimal sesuai dengan potensi atau kemampuanya.
- Tujuan utama bimbingan adalah agar individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
- Untuk pelaksanaan bimbingan diperlukan petugas yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang bimbingan dan konseling.
Dari beberapa pengertian bimbingan ini secara luas ialah: “ suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dirinya, sesuai dengan potensi atau kemampuanya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik didalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
II.2. Pengertian Konseling
Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu ”consillium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau memahami, sedangkan bahasa anglo-saxon, istilah konseling dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”.
Apakah yang dimaksud dengan konseling? Tidak mudah menjawab pertanyaan ini, apalagi jika jawaban itu harus dapat diterima dan memuaskan semua pihak yang berkepentingan dengan istilah konseling memilki banyak arti sebagaimana bimbingan, yaitu :
Konseling adalah kegiatan dimana semua fakta dikimpulkan dan semua pengalaman siswa di fokuskan pada permasalahan tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, dimana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalahnya sendiri tanpa bantuan. (Jones,1951)
Suatu rangkaian pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan dengan lingkunganya. (Mc Daiel,1956).
Konseling adalah hubungan pribadi yang dolakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan – hubungan itu dengan kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaanya sekarang, dan kemungkinan keadaanya dimasa depan yang dapat diciptakan dengan menggunakan potensi yang telah dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.(Tolbert,1959).
Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk menggunakan kebutuhan-kebutuhan, motivasi dan potensi-potensi yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasi ketiga hal tersebut. (Bernard & fullmer, 1969)
Suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yaaang terganggu oleh masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang professional, yaitu orang yang terlatih dan berpengalaman membantu orang lain mencapai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai kesulitan-kesulitan pribadi. (Maclean, dalam sherzer & Stone, 1974).
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kunci pokok bahwa, konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (Koselor) kepada seorang individu yang mengalami masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang telah dihadapi oleh klien.
Namun, bila konseling ini berada pada lingkungan sekolah maka yang menjadi klien secara tidak nanti adalah peserta didik itu sendiri sehingga dalam wawancara konseling itu peserta didik yang mengalami masalah mengemukakan masalah-masalah yang sedang dihadapinya kepada konselor, dan konselor menciptakan suasana hubungan yang akrab dengan menerapkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik wawancara konseling sedemikian rupa, sehingga masalahnya itu terjelajahi segenap seginya dan pribadi peserta didik tersebut terangsang untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi dengan menggunakan kekuatanya sendiri. Proses konseling di sekolah pada dasarnya adalah usaha menghidupkan dan mendayagunakan secara penuh fungsi-fungsi yang minimal secara potensial organismik ada pada peserta didik yang mempunyai masalah tersebut. Jika fungsi ini berjalan dengan baik dapat diharapkan dinamika hidup peserta didik tersebut akan kembali berjalan dengan wajar mengarah pada tujuan yang positif.
II.3. Hubungan Antara Bimbingan (guidance) dan konseling (Counseling)
Diatas telah kami uraikan tentang bimbingan dan konseling namun sekarang apa hubungannya antara bimbingan dan konseling, dan apakah perbedaan diantara keduanya?
Memang sampai saat ini, ada beberapa pihak yang berpendapat bahwa keduanya identik atau sama saja, artinya tidak ada perbedaan yang fundamental antara keduanya (bimbingan dan konseling). Disamping itu ada pula yang berpendapat bahwa keduanya merupakan dua pengertian yang berbeda, baik dasar-dasarnya maupun cara kerjanya, setidak-tidaknya merupakan kegiatan yang sejajar. Menurut pandangan ini counseling lebih identik dengan psikoterapi, yaitu usaha untuk mendorong dan menggarap individu yangv mengalami kesukaran dan gangguan psikis yang serius. Sedangkan bimbingan oleh pandangan ini dianggap identik dngan pendidikan.
Pandangan yang lain lagi memandang bahwa bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang integral, keduanya tak dapat dipisahkan. Oleh karena itu perkataan bimbingan selalu dirangkaikan dengan konseling sebagai kata majemuk, konseling , merupakan salah satu jenis teknik pelayanan bimbingtan diantara pelayanan pelayanan lainya, dan sering dikatakan sebagai inti dari keseluruhan pelayanan dalam bimbingan.
Pelayanan dengan konseling dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan masalahnya secara individual. James F. adams menjelaskan bahwa “counseling adalah suatu pertalian timbale balik antara dua orang individu dimana yang seorang kaselor membantu seorang yang lain (conselee), supaya ia dapat lebih baik memahami dsirinya dalam hubunganya dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang”.
Dengan memperhatikan beberapa definisi diatas jelaslah bahwa konseling merupakan salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan memberikan bantuan secara individual (face to face relationship). Bimbingan dab konseling mempunyai hubungan yang sangat erat, perbedaanya terletak pada tingkatanya. Pandangan yang terakhir inilah yang paling banyak dianut dan didikuti didalam kegiatan – kegiatan praktek.
II.4. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Sesuai dengan perkembangan zaman maka dalam penanganan setiap permasalahan terntunya mengalami perkembangan dan perubahan yang selalu berbeda pula, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling komprehensif. Perkembangan dan perubahan itu dari waktu kewaktu dapat dilihat dari kutipan dibawah ini tentang tujhuan konseling:
untuk membantu individu mambuat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuaian dan interpretasi-interpretasi dalam hubunganya dengan situasi-situasi tetentu. (Hamrin & Clifford, dalam jones, 1951)
untuk memperkuat fungsi-fungsi pendidikan. (Bradsow, dalam mcdaniel,1956)
untuk membantu orang-orang menjadi insan yang berguna, tidak hanya sekedar mengikuti kegiatan-kegitan yang berguna saja. (Tiedeman, dalam Bernard & Fullmer, 1969).
Dengan proses konseling yang diterapkan disekolah peserta didik yang mempunyai masalah dapat :
mendapat kekuatan selagi peserta didik yang mempunyai masalah memadukan segenap kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang telah dihadapi.
Memperoleh wawasan baru yang lebih segar tentang berbagai alternative, pandangan dan pemahaman-pemahaman serta keterampilan baru.
Menghadapi kekuatan-kekuatan sendiri, mencapai kemampuan untuk mengambil keputusan dan keberanian untuk melaksanakannya, kemampuan untuk mengambil resiko yang mungkin ada dalam proses pencapaian tujuan-tujuan yang dikehendaki.
Pengembangan yang mengacu pada perubahan positif pada diri individu peserta didik merupakan tujuan dari semua upaya bimbingan dan konseling.
Dengan memperhatikan beberapa tujuan tersebut, tampak bahwa tujuan umum bimbingan dan konselinga adalah untuk membantu individu peserta didik memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga atau status ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkunganya. Dalam hal ini bimbingan dan konseling membantu individu peserta didik untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupanya yang memiliki bernbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, peyesuaian, dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkunganya secara tepat dan obyektif, menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijaksana, mengarahkan dirinya sendiri sesuai dengan keputusan yang diambilnya itu, serta akhirnya mampu mewujudkan diri sendiri secara optimal. Hal ini semua dalam rangka pengembangan dimensi kemanusiaan secara individu.
Adapun tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu peserta didik yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahanya itu. Masalah-masalah individu peserta didik bermacam ragam jenis, intensitas, dan sangkutpautnya, serta masing-masing bersifat unik. Oleh karena itu tujuan khusus Bimbingan dan konseling untuk masing-masing individu peserta didik bersifat unik pula. Tujuan bimbingan dan konseling untuk seorang individu peserta didik berbeda dari (tidak boleh disamakan dengan) tujuan bimbingan dan konseling untuk individu peserta didik lainya.
II.5. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Yang dimaksud prinsip disini adalah hal-hal yang dapat dijadikan pegangan di dalam proses bimbingan dan konseling. Seperti halnya dengan definisi atau pengertian mengenai bimbingan dan konseling , maka dalam prinsip-prinsip dalam bimbingan dan konseling ini juga mempunyai banyak pendapat yang berbeda, namun dalam kesempatan ini kami akan memberikan uraian sebagaimana yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Bimo Walgito. Bahwa prinsip-prinsip bimbingan dan penyuluhan adalah sebagai berikut:
Dasar daripada bimbingan dan konseling disekolah tidak dapat terlepas dari dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan sekolah pada khususnya. Dan dasar dari pendidikan tidak dapat terlepas dari dasar Negara. Dasar pendidikan dan pengajaran di indinesia dapat dilihat sebagaimana dalam UU. No. 12 Tahun 1954 Bab III pasal 4 yang berbunyi : “ pendidikan dan pengajaran bedasar atas asas-asas yang termaktub dalam pantjasila, undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan atas dasar kebudajaan kebangsaan Indonesia.
Tujuan bimbingan dan konseling disekolah tidak terlepas dari dari tujuan pendidikan dan pengajaran pada khususnya dan pendidikan pada umumnya. Tujuan dari pendidikan dan pengajaran di Indonesia termaktub dalam Undang-Undang No.12 Tahun 1954 dalam Bab II pasal 3 yang berbunyi : “ tudjuan pendidikan dan pengajaran adalah membentuk manusia susila jang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesedjahteraan masyarakat dan tanah air. Dengan demikan tujuan dari bimbingan dan konseling disekolah ialah membantu tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran dan membantu individu untuk mencapai kesejahteraan.
Fungsi bimbingan dan konseling dalam proses pendidikan dan pengajaran ialah membantu pendidikan dan pengajaran. Karena itu maka segala langkah dari bimbingan dan konseling harus sejalan dengan langkah-langkah yang diambil oleh segi pendidikan. Adalah suatu hal yang wajar dengan adanya bimbingan dan konseling diharapkan pendidikan akan berlangsung lebih lancar, karena pendidikan akan mendapatkan bantuan dari bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling diperuntukan bagi setiap individu baik anak-anak maupun orang dewasa, jadi bimbingan dan konseling tidak yang terbatas untuk umur tertentu.
II.6. Pentingnya Bimbingan dan konseling di Sekolah
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukan bahwa manusia didalam kehidupanya sering menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain timbul demikian seterusnya. Berdasarkan atas kenyataan atas kenyataan bahwa antara manusia yang satu dengan manusia yang lainya tidaklah sama, baik dalam sifatnya maupun dalam kemampuan-kemampuanya, maka ada manusia yang bsanggup mengatasi persoalanya tanpa adanya bantuan dari pihak lain, tetapi tidsak sedikit manusia yang tidak sanggup mengatasi persoalan-persoalanya tanpa adanya bantuan atau pertolongan dari orang lain.
Adalah suatu yang wajar bahwa manusia perlu mengenal dirinya dengan sebaik-baiknya. Dengan mengenal dirinya ini manusia akan dapat bertindak dengan tepat sesuai dengan kemampuanya. Bagi mereka ini sangat diperlukan pertolongan atau bantuan dari orang lain, dan hal ini dapat diberikan oleh bimbingan dan konseling.
Baik dalam masyarakat yang belum maju maupun masyarakat modern kenyataan menunjukkan bahwa bimbingan dan konseling juga diperlukan, terutam bila kita kaitkan dengan era globalisasi dan informasi saat ini, perubahan-perubahan yang dibawa oleh semangat globalisasi dan arus informasi akan lebih menggoncang lagi, baik di masyrakat maupun di sekolah. Akibat yang akan dirasakan adalah adanya ketidakpastian dan berbagai tantangan, terlempar dan terhempas oleh berbagai harapan dan keungunan yang tidak dapat terpenuhi. Kehendak akan pengembangan secara optimal individualitas, sosialitas, dan spiritual (religiusitas) dalam rangka pembentukan manusia seutuhnya semakin mendapat tantangan.
Walaupun sudah kita ketahui bersama bahwa pemerintah kita selama ini menggalakan akan adanya pemerataan pendidikan. Namun itu semua perlu kita kaji ulang, apakah pencapaian pemerataan itu diimbangi dengan peningkatan kualitas atau mutu pendidikan ? hal itu perlu dikemukakan berhubungan denganadanya kekhawatiran di lontarkan bahwa “ upaya peningkatan kuantitas yang dipacu dengan demikian pesat justru akan mengorbankan kualitas”.
Kekhawatiran bahwa mutu pendidikan disekolah-sekolah kita masih perlu mendapatkan perhatian yang utama dan seksama memang sering disuarakan sebagiaman yang pernah diungkapkan oleh Sartono Kartodirdjo “bahwa pendidikan sekolah dasar di Indonesia telah menyapu semua kreativitas dan daya kritis anak, sedangkan verbalisme semakin merajalela” lebih jauh dikatakan bahwa” pendidikan di SD sangat mencekan dan mencekik, serta memprihatikan, karena memompa otak dan memori. Menimbuni otak dengan kata, bukan dengan pengertian”. Sinyalemen Sartono Kartodirdjo itu terabatas pada pendidikan di SD bahkan sampai pada semua jenjang pendidikan. Hal senada pernah di ungkapkan oleh Sujatmoko pada tahun 1984 mengenai fungsi pendidikan dalam menyiapkan peserta didik untuk menghadapi tantangan-tantangan abad ke-21: “Sudah tidak memadai lagi berpikir tentang penambahan pengetahuan sebagai titik akhir proses belajar. Padahal tantanganya adalah pengembangan, baik dalam diri individu maupun di dalam, masyarakat, kemampuan untuk terus menerus, untuk jawaban yang kreatif, dan untuk penilian yang kritis. (Sudjatmiko 1984, …)
Gambaran tersebut memperlihatkan sekolah-sekolah kita masih menderita berbagi kekurangan, khususnya yang menyangkut permasalahan-permasalahan siswa. Dalam kaitan ini, ahli-ahli kita mengesampingkan permasalahan tersebut, kita harus menanganinya secara menyeluruh dan tuntas. Sebenarnya hal ini telah lama menjadi perhatian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Repubik Indonesia (1997) yang mengharapkan agar sekolah menjalankan fungsinya secara penuh untuk lebih memunkinkan para siswa mampu menghadapi tantangan masa depan. Namun, perwujudan dari harapan ini sering kali mengalami hambatan yang tidak kecil.
Dalam memenuhi misinya itu sekolah perlu menyelenggarakan kegiatan pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya. Penyelenggaraan pengjaran saja, apalagi kalau pengajaran itu diartikan secara sempit, di khawatirkan di satu segi menjurus kepada pengembangan kemampuan kognitif yang tidak seimbang, di segi lain tida hanya menyentuh pengembangan keempat dimensi kemanusiaan secara serasi, selaras, seimbang. Sekolah dapat sekuat tenaga perlu menciptakan suasana pengajaran dan suasana kelas yang menyejukkan, bersemangat, luwes dan subur. Isi pengajaran dalam arti yang luas itu secara langsung mengait materi-materi yang relevandengan keempat dimensi dan pengembangan manusia seutuhnya itu.
Permasalahan yang dialami para siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari, meski dengan pengajran yang baik sekalipun. Hal ini terlebih lagi disebabkan karena sumber-sumber permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja. Apabila misi sekolah adalah menyediakan pelayanan yang luas untuk secara efektif membantu siswa mencapai tujuan-tujuan perkembnagnanya dan megatasi permasalahannya, maka segenap kegiatan dan kemudahan yang diselenggrakan sekolah perlu diarahkan ke sana. Di sinilah dirasakan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling di samping kegiatan pengajaran. Dalam tugas pelayanan yang laus, bimbingan dan konseling di sekolah adalah pelayanan untu semua murid yang mengacu pada keseluruhan perkembangan mereka, yang meliputi keempat dimensi kemanusiaanya dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya.
BAB III
PENUTUP
Bimbingan ialah: “ suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dirinya, sesuai dengan potensi atau kemampuanya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik didalam keluarga, sekolah dan masyarakat.
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (Koselor) kepada seorang individu yang mengalami masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang telah dihadapi oleh klien. Atau Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan – hubungan itu dengan kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaanya sekarang, dan kemungkinan keadaanya dimasa depan yang dapat diciptakan dengan menggunakan potensi yang telah dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.(Tolbert,1959).
Bila kita kaji lebih dalam bahwa bimbingan dan konseling mempunyai hubungan yang sangat erat karena keduanya merupakan kegiatan yang integral, sehingga keduanya tak dapat dipisahkan. Oleh karena itu perkataan bimbingan selalu dirangkaikan dengan konseling sebagai kata majemuk, konseling , merupakan salah satu jenis teknik pelayanan bimbingtan diantara pelayanan pelayanan lainya, dan sering dikatakan sebagai inti dari keseluruhan pelayanan dalam bimbingan.
Pelayanan dengan konseling dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan masalahnya secara individual. James F. adams menjelaskan bahwa “counseling adalah suatu pertalian timbale balik antara dua orang individu dimana yang seorang kaselor membantu seorang yang lain (conselee), supaya ia dapat lebih baik memahami dsirinya dalam hubunganya dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang”.
Dengan memperhatikan beberapa definisi diatas jelaslah bahwa konseling merupakan salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan memberikan bantuan secara individual (face to face relationship). Bimbingan dab konseling mempunyai hubungan yang sangat erat, perbedaanya terletak pada tingkatanya.
Adapun tujuan diterapkanya Bimbingan dan Konseling pada peserta didik di sekolah adalah
Mendapat kekuatan selagi peserta didik yang mempunyai masalah memadukan segenap kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang telah dihadapi.
Memperoleh wawasan baru yang lebih segar tentang berbagai alternative, pandangan dan pemahaman-pemahaman serta keterampilan baru.
Menghadapi kekuatan-kekuatan sendiri, mencapai kemampuan untuk mengambil keputusan dan keberanian untuk melaksanakannya, kemampuan untuk mengambil resiko yang mungkin ada dalam proses pencapaian tujuan-tujuan yang dikehendaki.
Pengembangan yang mengacu pada perubahan positif pada diri individu peserta didik merupakan tujuan dari semua upaya bimbingan dan konseling.
Menurut Prof. Dr. Bimo Walgito dalam Bimbingan dan konseling minimal harus mempunyai beberapa prinisip :
Berdasar pada Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Indonesia yakni UU. No. 12 Tahun 1954 Bab III Pasal 4 yang berbunyi : “ pendidikan dan pengajaran bedasar atas asas-asas yang termaktub dalam pantjasila, undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan atas dasar kebudajaan kebangsaan Indonesia.
Sesuai dengan Tujuan Pendidikan dan Pengajaran di Indonesia yakni UU. No. 12 Tahun 1954 Bab II Pasal 3 yang berbunyi : : “ tudjuan pendidikan dan pengajaran adalah membentuk manusia susila jang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesedjahteraan masyarakat dan tanah air. Dengan demikan tujuan dari bimbingan dan konseling disekolah ialah membantu tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran dan membantu individu untuk mencapai kesejahteraan.
Langkah dari bimbingan dan konseling harus sejalan dengan langkah-langkah yang diambil oleh segi pendidikan. Adalah suatu hal yang wajar dengan adanya bimbingan dan konseling diharapkan pendidikan akan berlangsung lebih lancar, karena pendidikan akan mendapatkan bantuan dari bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan Konseling sangat di perlukan walaupun Permasalahan yang dialami para siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari, meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal ini terlebih lagi disebabkan karena sumber-sumber permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja. Apabila misi sekolah adalah menyediakan pelayanan yang luas untuk secara efektif membantu siswa mencapai tujuan-tujuan perkembnagnanya dan megatasi permasalahannya, maka segenap kegiatan dan kemudahan yang diselenggrakan sekolah perlu diarahkan ke sana. Di sinilah dirasakan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling di samping kegiatan pengajaran. Dalam tugas pelayanan yang laus, bimbingan dan konseling di sekolah adalah pelayanan untu semua murid yang mengacu pada keseluruhan perkembangan mereka, yang meliputi keempat dimensi kemanusiaanya dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya.
Daftar Pustaka
Ermanti, Drs., Priyanto, Prof., Dr., Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1999.
Jones, Arthur J. Principles of Guidance Mc Graw Hill Book Company, N.Y., 1963.
Ridwan, M.pd., Drs., Penanganan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1998.
Rohani, Ahmad, HM, Drs., Ahmadi, Abu, Drs., H., Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta,1991.
Surya, Moh., Drs., Djumhur, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling), Penerbit CV. IlMU, Bandung, 1975.
Winkel,W.S, Bimbingan dan Konseling di sekolah, Penerbit PT Gramedia, Jakarta,1989.
Walgito, Bimo, Prof., Dr., Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, 1995.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar

Template Copy by Blogger Templates | BERITA_wongANteng |MASTER SEO |FREE BLOG TEMPLATES