BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BIMBINGAN KELOMPOK
Bimbingan Kelompok adalah salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangan nya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat serta nilai-nilai yang dianutnya, dan dilaksanakan dalam situasi kelompok .Bimbingan kelompok bersifat pencegahan dan pengembangan dan berorientasi pada pencapaian tujuan. Bentuk kegiatan kelompok yang lebih intensif yang bersifat perbaikan dan penyembuhan yang menekankan pada perubahan tingkah laku dan kepribadian.
Pengertian bimbingan kelompok akan lebih jelas kalau kita membandingkannya dengan konseling kelompok dan psikoterapi kelompok. Ketiga istilah tersebut sering dipertukarkan penggunaanya. Dalam hal ini Gazda (1989) mengemukakan bahwa pengertian bimbingan kelompok, konseling kelompok, psikoterapi kelompok merupakan tiga hal yang tumpang tindih dan berkesinambungan, mulai dari kegiatan bimbingan kelompok yang bersifat pencegahan dan pengembangan ke kegiatan konseling kelompok yang bersifat pencegahan dan perbaikan (remediation) dan psikoterapi kelompok yang bersifat penyembuhan.
Bimbingan kelompok pada umumnya dilakukan di kelas dengan jumlah siswa 20-35. Kegiatan bimbingan kelompok berupa penyampaian informasi yang tepat mengenai masalah pendidikan, pekerjaan, pemahaman diri, penyesuaian diri, dan masalah hubungan antar pribadi.
Kegiatan bimbingan kelompok ini dipimpin oleh seorang konselor dengan menggunakan berbagai media instruksional dan menerapkan konsep-konsep dinamika kelompok dengan tujuan untuk memotivasi siswa dan mengembangkan interaksi kelompok.
B. TUJUAN BIMBINGAN KELOMPOK
Secara umun tujuan bimbingan kelompok yaitu untuk membantu individu menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Tujuan kelompok yang dikemukakan oleh Bennet (1963)
1. Memberukan kesempatan-kesempatan pada siswa belajar hal-hal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
2. Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok
3. Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara kebih ekonomis dan efektif daripada melalui kegiatan bimbingan individual.
4. Untuk melaksanakan layanan konseling individual secara lebih efektif. Dengan mempelajari masalah-masalah yang umum dialami oleh individu dan dengan meredakan atau menghilangkan hambatan-hambatan emosional melalui kegiatan kelompok, maka pemahaman terhadap masalah individu menjadi lebih mudah.
Di dalam kegiatan-kegiatan bimbingan kelompok individu belajar berbagai hal sebagai berikut
- Belajat memahami dan menghadapi masalah-masalah yang riil.
- Belajar teknik-teknik menganalisis masalah
- Belajar bergaul dengan orang lain
- Belajar merumuskan rencana-rencana hidup jangka panjang
- Belajar membuat kriteria untuk memilih pengalaman-pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.
C. PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK
Gazda (1989) mengemukakan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok pada umumnya dilakukan di kelas dengan jumlah siswa antara 20 sampai 35 orang. Kegiatan bimbingan kelompok berupa penyampaian informasi yang tepat mengenai masalah pendidikan, pekerjaan, pemahaman pribadi, penyesuaian diri, dan masalah hubungan antar pribadi. Informasi tersebut diberikan terutama dengan tujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman diri individu dan pemahaman terhadap orang lain. Perubahan sikap pada anggota-anggota kelompok merupakan tujuan yang tidak langsung dari bimbingan kelompok. Kegiatan bimbingan kelompok dapat dipimpin oleh seorang guru atau pembimbing (konselor). Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan menggunakan berbagai media intruksional dan menerapkan konsep-konsep dinamika kelompok dengan tujuan untuk memotivasi dan mengembangkan interaksi kelompok. Media intruksional yang digunakan meliputi cerita yang tidak selesai, sandiwara boneka, film, ceramah oleh ahli tertentu yang didatangkan ke sekolah, laporan kegiatan oleh siswa, dan senagainya. Konsep-konsep dinamika kelompok digunakan di dalam pelaksanaan teknik-teknik bimbingan kelompok seperti sosiodrama, diskusi kelompok kecil, diskusi panel, dan teknik kelompok yang lain.
D. BEBERAPA SALAH PENGERTIAN MENGENAI BIMBINGAN KELOMPOk
1. Bahwa bimbingan kelompok, proses kelompok, dan dinamika kelompok itu adalah sama
2. Bahwa tujuan utama bimbingan kelompok adalah perkembangan
3. Bahwa bimbingan kelompok hanya berupa layanan informasi
4. Bahwa bimbingan kelompok atau konseling kelompok merupakan pengganti konseling individual.
5. Bahwa setiap staf sekolah dapat melaksanakan bimbingan kelompok
6. Bahwa bimbingan kelompok dapat menghilangkan individualitas kreativitas
E. TEKNIK-TEKNIK BIMBINGAN KELOMPOK
1. Teknik Pemberian Informasi (Expository Techniques)
Teknik pemberian informasi sering juga disebut dengan metode ceramah, yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada sekelompok pendengar. Sebenarnya pemberian informasi tidak hanya diberikan secara lisan, tetapi juga dapat diberikan secara tertulis. Pemberian informasi secara tertulis dapat dilakukan melalui berbagai media, misalnya papan bimbingan, majalah sekolah, rekaman, selebaran, video dan film.
Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal, yaitu:
a. Perencanaan
- Merumuskan tujuan apa yang hendak dicapai dengan pemberian informasi itu
- Menentukan bahan yang akan diberikan apakah berupa fakta, konsep, atau generalisasi.
- Menentukan dan memilih contoh-contoh yang tepat sesuaitepat sesuai dengan bahan yang diberikan
b. Pelaksanaan
Penyajian materi disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai
c. Penilaian
Penilaian dapat dilakukan secara lisan dengan menanyakan pendapat siswa mengenai materi yang diterimanya, tetapi dapat juga dilakukan secara tertulis baik dengan tes subyektif ataupun obyektif
2. Diskusi Kelompok
Diskusi Kelompok adalah percakapan yang sudah direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memcahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan, di bawah pimpinan suatu pemimpin.
Dinkmayer dan Muro (1971) menyebutkan tiga macam tujuan diskusi kelompok,
a. Untuk mengembangkan kesdaran tentang diri sendiri (self)
b. Mengembangkan keteramapilan-keterampilan kepemimpinan
c. Menjadi pendengar yang aktif
d. Mengatasi perbedaan-perbedaan dengan tepat.
3. Teknik Pemecahan Masalah (Problem Solving Techniques)
Langkah-langkah pemecahan masalah secara sistematis adalah :
a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
b. Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah
c. Mencari alternatif pemecahan masalah
d. Menguji kekuatan-kekuatan dan kelemaha-kelemahan masing-masing alternatif
e. Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan
f. Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai
4. Permainan Peranan (Roleplaying)
Istilah permainan peranan mempunyai empat macam arti, yaitu:
a. Sesuatu yang bersifat sandiwara, dimana pemain memainkan peranan tertentu sesuai dengan lakon yang sudah ditulis, dan memainkannya untuk tujuan hiburan
b. Sesuatu yang bersifat sosiologis atau pola-pola perilaku yang ditentukan oleh norma-norma sosial
c. Suatu perilaku tiruan atau perilaku tipuan dimana seseorang berusaha memperbodoh orang lain dengan jalan berperilaku yang berlawanan dengan apa yang sebenarnya diharapkan, dirasakan, atau diinginkan
d. Sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan, dimana individu memerankan situasi yang imaginatif dengan tujuan utuk membnatu tercapainya pemahaman diri sendiri, meningkatkan keterampilan-keterampilan, menganalisis perilaku, atau menunjukkan pada orang lain bagaimana perilaku seseorang atau bagaimana seseorang harus bertingkah laku (Corsini,1996; Shaw, E.M. dkk., 1980)
5. Permainan Stimulasi (Stimulation Games)
Permainan stimulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan yang sebenarnya.
6. Karyawisata (Field Trip)
Karyawisata adalah kegiatan yang diprogramkan oleh sekolah untuk mengunjungi obyek-obyek yang ada kaitannya dengan bidang studi yang dipelajari siswa, dan dilaksanakan untuk tujuan belajarsecara khusus. Memimpin karyawisata mempuntai tujuan yang sama dengan memimpin diskusi kelompok di mana diharapkan siswa mendapatkan pengalaman-pengalaman baru dan wawasan baru terhadap situasi tertentu (Pietrofesa, dkk., 1980).
7. Teknik Penciptaan Kekeluargaan (Homeroom)
Teknik penciptaan suasana kekeluargaan adalah teknik untuk mengadakan pertemuan dengan sekelompok siswa diluar jam-jam pelajaran dalam suasana kekeluargaan, dan dipimpin oleh guru atau konselor (Pietrifesa, dkk., 1980)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bimbingan Kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya, dan dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok bersifat pencegahan dan pengambangan dan berorientasi pada pencapaian tujuan. Bentuk kegiatan kelompok yang lebih intensif yang bersifat perbaikan dan penyembuhan yang menekankan pada perubahan perilaku dan kepribadian dikenal dengan nama konseling kelompok dan psikoterapi kelompok.
Pengertian bimbingan kelompok tidak sama dengan proses kelompok dan dinamika kelompok; kedua hal itu merupakan alat untuk mencapai tujuan bimbingan kelompok. Perkembangan pribadi individu secara optimal dan utuh tidak hanya menjadi tujuan bimbingan kelompok tetapi merupakan tujuan pendidikan secara keseluruhan. Selanjutnya bimbingan kelompok tidak hanya berupa pemberian informasi, tetapi menyajikan informasi dan kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dengan kebutuhan individu dan dapat membantu pemecahan masalah serta tercapainya tujuan yang telah dirumuskan. Bimbingan kelompok tidak menggantikan konseling individual tetapi merupakan kegiatan yang saling melengkapi. Bimbingan kelompok tidak menghilangkan individualitas dan kreatifitas individu tetapi mendorong tercapainya aktualisasi diri dan sosialisasi individu. Untuk melaksanakan bimbingan kelompok dengan baik perlu adanya latihan khusus di bidang bimbingan dan kualifikasi kepribadian tertentu bagi para pelaksanaya.
REFERENSI
* Romlah, Tatiek, 2006.Teori dan Praktek Bimbingan dan Konseling.Jakarta:P2LPTK
* Rochman Natawidjaja, (1987), Pendekatan-pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok .Jakarta:UPI Press
*Nana Syaodih,S, (1978) Teori dan Teknik Bimbingan Kelompok.Jakarta:UPI Press
* Utama,A.2010.Bentuk-bentuk Bimbingan Kelompok.(online)
http://belajarpsikologi.com/bentuk-bentuk-bimbingan-kelompok/.Diakses Tanggal 13 Februari 2011.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 komentar:
Posting Komentar